Hai
kamu… mengapa kamu bersedih? Oh, kamu belum bisa menerima keputusanku saat itu
ya…? Aku tahu perasaanmu dipenuhi rasa ketidakpastian setelah aku bilang ‘tidak’
atas ungkapan perasaanmu waktu itu. Maafkan aku. Aku tahu kamu sangat
menyayangiku dan ingin memilikiku, tapi aku tidak bisa.
Aku
jadi ingin tahu apa yang bisa membuatmu bahagia lagi. Hm… bagaimana kalau aku
membalas rasa sayangmu padaku? Kamu mau kan?
Dengarkan
aku… aku telah memberikan rasa sayangku padamu walaupun kamu tidak
menyadarinya. Aku telah membalas rasa sayang itu walaupun kamu tidak bisa
memilikiku.
Aku
tidak ingin kamu memilikiku karena aku tidak ingin menjadi beban bagimu untuk
saat ini. Karena aku tahu kamu belum siap. Aku juga takut kamu berdosa karena
menyentuhku.
Aku
tidak ingin kamu memujaku, mengagumiku karena aku takut kamu berdosa. Aku takut
kamu lupa pada Dia karena aku.
Aku
ingat, waktu itu kamu pernah terpilih untuk mewakili sekolahmu mengikuti
olimpiade. Dari pengamatanku, kamu juga termasuk pemuda yang cerdas secara
akademik. Dengan hadirnya aku, aku khawatir potensi akademikmu menurun karena
waktu, materi, dan tenagamu hanya kamu luangkan untukku. Aku tidak ingin
merepotkanmu.
Aku
tahu bukan wujud sayang seperti ini yang kamu inginkan. Aku tahu kamu tidak
sependapat denganku. Pernah kah kamu tidak sependapat dengan orang tuamu? Tapi kamu
tahu kan kalau mereka menyayangimu?
Begitu
pula aku, wujud rasa sayangku memang tidak seperti yang kamu inginkan, aku
tidaksependapat denganmu. Tetapi aku harap kamu mengerti, bagiku ini yang
terbaik untukmu.
Waktu
akan menunjukkan semuanya. Layaknya kasih sayang orang tua, ialah kasih sayang
yang begitu haqiqi, begitu murni, dan begitu terbaik untukmu. Aku hanya memberi
kasih sayang yang terbaik untukmu.
Menurutmu
apa manfaatnya bila kita bersatu seperti yang kebanyakan orang lakukan
sekarang? Ada atau tidak? Yang kamu harapkan itu hanya kasih sayang semu yang
terkontaminasi nafsu dunia, tetapi aku tidak memberikan kasih sayang yang semu
padamu, aku memberikan kasih sayang yang murni.
Manusia
tiada yang sempurna. Hanya ini yang bisa kuberikan. Aku mohon berbahagia lah…
aku telah membalas kasih sayang itu kan?
0 komentar:
Posting Komentar