Judul Buku : “Tiga Belas Pusaka Peri”
Judul Asli : The 13 Treasures
Penulis : Michelle Harrison
Penerjemah : Endes Runi
Penerbit : Dastan Books
Jumlah
Halaman : 350 halaman
Cerita peri
yang sudah pada umumnya kita baca, pasti menceritakan tentang peri yang baik
hati, penolong manusia, bersahabat, dan berpenampilan anggun. Tapi berbeda
dengan novel ini, “The 13 Treasures.”
Novel ini
menceritakan tentang peri-peri yang tidak suka diganggu atau diketahui
keberadaannya oleh manusia. Jika informasi tentang mereka diketahui oleh
manusia, mereka mau melakukanapapun demi tertutupnya atau terhapusnya
informasimengenai mereka. Tidak hanya itu, mereka juga tidak ungkan untuk
mencuri anak manusia. Adalah karya Michelle Harrison, penulis novel fantasi
yang keren ini.
Sinopsis “The 13 Treasures”
Tanya, gadis berusia dua belas tahun yang
memiliki penglihatan kedua yaitu
kemampuan untuk melihat peri, monster hutan, dan kurcaci. Kemampuannya itu
malah membuat peri terganggu karena Tanya sering menuliskan tentang mereka di
buku hariannya. Akibatnya Tanya sering mendapat hukuman dari para peri. Tanya
menganggap kemampuannya ini seperti kutukan baginya.
Masalah sering menimpanya, bahkan ia sering
dianggap aneh. Ibunya yang tidak tahan dengan semua masalah yang menimpanya,
akhirnya mengirimnya ke rumah neneknya sebagai hukuman.
Neneknya tinggal di sebuah manor kuno di desa terpencil. Manor itu memiliki
banyak lorong bawah tanah yang misterius. Di sana,Tanya memiliki seorang teman
bernama Fabian. Fabian adalah putra dari pria aneh yang menjadi pengurus manor
itu. Fabian memiliki seorang kakek yang sudah pensiun sebagai pengurus manor
karena mengalami gangguan jiwa.
Suatu hari, Tanya menemukan sebuah potongan
koran yang memberitakan bahwa ada seorang gadis bernama Morwena Bloom, yang
hilang lima puluh tahun yang lalu di Hangman’s Wood, hutan misterius yang
terdapat beberapa lubang-lubang yang dalam. Ketika Tanya menanyakan mengenai
gadis itu, neneknya hanya menjawab bahwa gadis itu adalah temannya. Tanya
semakin penasaran karena sikap neneknya yang seperti menyembunyikan sesuatu.
Suatu hari, Tanya dan Fabian terpaksa masuk ke
dalam hutan itu untuk mencari anjingnya yang kabur ke dalam hutan. Di hutan itu
Tanya melihat banyak para peri hidup di sana, tentu saja Fabian tidak melihat
apa pun. Saat mencari anjingnya, mereka tersesat, hingga mereka bertemu dengan
seorang gadis bergaun hijau. Gadis itu menawarkan pertolongan untuk mencari
anjing mereka. Saat mereka sedang berjalan membuntuti gadis itu, Tanya
tersandung dan menabrak ayah Fabian yang sedang berburu di dalam hutan. Tetapi tanpa
sepengetahuan Tanya dan Fabian, gadis itu menghilang.
Di terowongn misterius dalam manor kuno itu, ia
bertemu dengan Red. Penyusup rumah dan pencuri bayi yang ternyata bermaksud
baik dalam aksinya. Dari penjelasan Red, Tanya memiliki banyak pengetahuan
tentang peri.
Fabian dan Tanya akhirnya mengetahui bahwa
gadis yang mereka temui di hutan itu adalah Morwena Bloom. Mereka ingin
menolong Morwena keluar dari hutan itu dan membuktikan bahwa kakek Fabian tidak
bersalah. Tetapi usaha itu malah mencelakakan Tanya. Morwena yang menghilang
karena ia memutuskan untuk tinggal di dalam dunia peri lima puluh tahun lalu,
rupanya telah merencanakan upacara pertukaran dirinya dengan Tanya.
Upacara itu akan berakibat Tanya tinggal dalam
dunia peri sementara Morwena akan kembali ke dunia manusia dengan tetap berusia
empat belas tahun. Tetapi dengan usaha yang berbahaya dan berpacu dengan waktu,
Fabian berhasil mematahkan kunci awet muda Morwena, sementara posisi Tanya
digantikan oleh Red. Akhirnya Tanya dan Morwena bisa kembali ke dunia manusia.
Namun karena kunci awet muda Morwena telah musnah, Morwena berubah menjadi tua
dan mengerikan hingga penyakit gagal jantung menewaskannya.
Tanya kembali ke manor bersama Fabian dan
ayahnya. Ia menceritakan semua petualangannya pada neneknya, Fabian, dan ayah
Fabian.
Novel ini
memiliki banyak latar namun bisa diceritakan denganbaik oleh penulis dengan
plot yang cepat sehingga pembaca seolah tidak ingin berhenti membacanya. Satu
latar cerita juga tidak membuat pembaca bosan.
Novel
fantasi dengan bahasa yang ringan, mudah dimengerti, dan bersuasana cerita yang
hidup juga sarat akan pesan moral tentang arti sebuah pertemanan dan berbagai
wujud kasih sayang di dalamnya. Pembaca tidak akan pernah menyesal membacanya.
1 komentar:
Jadi pengin baca novelnya lagi😊😊😊, saya baca novelnya pas kelas 9, novelnya seru.
Posting Komentar