beberapa pekan lalu, aku mengikuti pemilihan mahasiswa terbaik di kampusku. Dalam acar itu, peserta diwajibkan menampilkan pertunjukan bkat terbaiknya. Akhirnya aku memilih untuk menampilkan drama monolog. Ide cerita kudapatkan dari keluh kesahku pada kemelut di negeri ini. "Tikus Negara".
judul: "Kita Semua adalah Koruptor"
karya: Ica
Mereka menyebutku koruptor. Pencuri uang rakyat yang ulung.
Mereka bilang, aku pemimpin lalim. Mereka memaksaku mendekam di rutan ini.
Sebut lah aku koruptor. Hujat aku sepuasnya. Ayo hujat! Hingga kalian
menyadari, kalian sedang menghujat diri kalian sendiri.
Kalian bilang, pemimpin kalian korupsi. Kalian bilang
pemimpin kalian lalim. Apa kalian tidak mengenal kalimat: “pemimpin adalah
cerminan dari rakyatnya”? ya, pemimpin kalian adalah cerminan dari perilaku kalian.
Jadi kalian juga koruptor? Ya. Hahaha. Sudah merasakan bahwa kalian telah
menghujat diri sendiri?
Oh, jangan. Jangan katakan kalian tidak pernah korupsi.
Kalian pernah, bahkan sering.
Korupsi yang kami lakukan adalah mencuri uang yang harusnya
menjadi hak kalian, rakyat-rakyat.
Korupsi yang kami lakukan adalah tidak melaksanakan kewajiban kami
sebagai pemimpin kalian. Korupsi yang kalian lakukan adalah mencuri harta
sesama kalian. Jawab pertanyaanku, apakah pencuri, pencopet, dan sejenisnya
sudah tidak ada lagi yang berkeliaran di sekitar kalian? Jawab pertanyaanku,
apakah kalian tidak pernah mangkir dari kewajiban kalian beribadah sebagai
hamba Tuhan? Jawab pertanyaanku, apakah pegawai-pegawai negeri tidak ada lagi
yang membolos bekerja? Ayo, jawab!
Negara kita ini sungguh lucu. Keras berteriak saat muncul
terduga korupsi di media, tetapi kelihatan konyol tak berdaya saat dihadapkan
kekayaan dan tahta! Aku sangat yakin, bila kalian juga memiliki kesempatan yang
sama seperti yang kupunya dulu, memiliki kedudukan di pemerintahan, kesempatan
menyeleweng yang terbuka lebar, kalian akan berpesta korupsi sama denganku.
Kita semua adalah koruptor!
Jangan kalian menangisi penderitaan kalian seperti itu.
Baikkanlah tabiat kalian, maka pemimpin kalian nanti akan bertabiat baik.
Kalian bisa bebas menghinaku tanpa perlu merasa menghina diri sendiri lagi.
Biarkan aku sendiri di sini. Menebus segala apa yang telah kuperbuat dulu
dengan menyandang gelar sampah masyarakat pada diriku.
3 komentar:
Kak ijin pake naskahnya ya buat tugas monolog bindo sama sbk, terima kasih :)
Kak izin pakai untuk tugas monolog sekolah... Makasih banyak kak:)
Kak naskahnya bagus sekali, izin untuk dipakai tugas sekolah ya kak!🙏🙏
Posting Komentar